RSS

Senin, 13 Mei 2013

Cerita Tentang Kata "DIA"

Hayalan mungkin menjadi ruang untuk kuteguk seberapa luas kehausanku akan segala mimpi. Namun, bagaimana harus lari jika ia selalu hadir meski itu tak pernah aku inginan dan aku pikirkan. Sekian lama masih saja aku berandai tentang waktu. Aku selalu berpkiri, waktu yang telah mengalir dan bergulir sekian lama telah meninggalkan kisah tentang dia. Bahkan memalukan jika cerita ini dia ketahui. Lalu, apa yang harus aku telusuri jika hatiku masih menjamah dekapan hangat tentang kasih dia.

Sekali dua kali aku pikir itu sampiran yang sekedar menjadi bunga tidur. Seutas senyumanmu yang menghampiriku, seberkas kata-kata yang masih kau tata dalam pertemuan imajinasi, dan sentuhanmu yang hanya bayangan menjadi seolah nyata dalam nyataku. Bersulangku dalam mimpi untuk sebuah resah yang tak ingin aku miliki, hanya jawaban waktu yang kini aku telusuri mungkinkah dia yang menjadi jawabannya.

Bersentuhan dengan kata mungkin sudah tak asing untuk kuabadikan rasa, namun hanya kata tempat terindah tuk kubagi segala rasa. Meski rasa masih untuk kegelisahnku untuk kata dia. Dia sesosok yang memiliki tempat meski tak pernah aku siapkan lagi untuk dia. Merebah semua benteng keegoisanku, meski hatiku masih saja pilu melihat bayangan masa lalu. Lalu, terneh hati ini masih saja membekas luapan maaf untuk dirinya ataukah siap menunggu hati itu menjadi satu??

Selalu bertanya dan menjadi ilusi yang tak mengenal kapan ujungnya, biarlan catatan pagi ini menjadi teman meluapkan segala kerinduan hati untuk menyimak sosok yang tiada memberi luka di hati ini. Kerinduan akan harapan itu telah kusisipkan dalam tiap sujud dan rukukku, karena tiada hal yang bisa kulakukan selain mengakui kerendahan hati dihadapan yang Maha Tinggi.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Potret Catatanku